Hari Terakhir Rara
Rara,Mikha,Vivi dan Rikha mereka adalah sahabat yang sejati dan juga sudah menjalin persahabatannya sudah lama. Dimana ada Rara mungkin disitu juga ada ketiga sahabatnya itu. Yeah hari-hari yang dilewati mereka terasa nyaman sekali, mempunyai banyak teman dan juga mempunyai sahabat yang baik hati itu sudah cukup bagi Rara.
Rara memang dikenal sebagai cewek cantik, ramah dan juga sering menjadi bintang bintang kelas, tak salah jika ia banyak dilirik oleh cowok-cowok ganteng.
Tak hayal-hayal cowok yang naksir Rara memang kebanyakan cowok terkenal atau terpopuler di sekolah yang banyak diincar oleh kebanyakan cewek-cewek. Seperti contohnya Kak Adit, Kak Adit merupakan kapten basket di sekolah Rara. Walaupun banyak cowok yang mendekati Rara, Rara memilih untuk menjadi teman saja. Rara nggak mau pacaran dulu karena karena ia sudah kelas 9 yang habis ini sudah mau memakai almamater putih abu-abu. Setiap pulang sekolah Rara selalu dijemput oleh Pak Andi, Pak Andi sendiri merupakan supir pribadi keluarga Rara, maklum karenaa mama dan papanya Rara terlalu sibuk untuk urusan bisnis mereka masing-masing jadi nggak ada waktu buat nge jemput Rara. Pagi-pagi sekali Rara bangun karena ia ingat bahwa hari ini Rara ada kegiatan pendalaman di sekolah Rara. Setelah selesai mandi, kamar Raara diketuk oleh mamanya. “Bangun Ra udah siang katanya kamu mau ada bimbingan? “ tanya Mama Rara dari luar pintu kamar Rara. “Iya ma.. Rara udah selesai kok, ini mau keluar buat makan ma” sahut Rara sambil membuka pintu kamarnya. Tiba-tiba ketika berjalan menuju ke meja makan dada Rara terasa sakit, kepalanya pun ikut pusing dan sulit untuk berkonsentrasi.
“Kamu kenapa Ra ? “ tanya mama yang sedang menatap wajah wajah pucat Rara. Belum sempat Rara menjawab, tiba-tiba Rara terjatuh pingsan. Tak segan-segan mama,papa Rara yang ada di meja makan itu membopong Rara masuk ke mobil dan menuju ke Rumah Sakit. Sekitar kurang lebih 1 jam Rara baru tersadarkan diri. Ketika ia terbangun langsung ia bertanya kepada mamanya “Ma.. Rara sakit apa ? Rara nggak apa-apa kan ? “ Tanya Rara yang masih terbaring lemas itu. “Nggak tahu sayang, dokter masih memeriksa sampel darah kamu, kata dokter sih jam 12 hasilnya baru keluar” Jawab Mama Rara . Rara lupa kalau ia belum memberitahu ketiga sahabatnya kalau ia sakit dan nggak bisa masuk sekolah. Ia mengambil hapenya dan memberitahu lewat telepon salah satu sahabatnya Mikha. “Mik, aku ijinin ya aku nggak masuk” Pinta Rara agar ia diizinkan untuk tidak masuk sekolah” “Kamu sakit apa Ra ? Sekarang kamu dimana ?” Jawab sahabat Rara ini dengan cemas. “Aku nggak apa-apa kok, mungkin cuman kecapean aja” Jawab Rara dengan santai “Ya udah Ra cepet sembuh ya, nanti insyaallah kita kesana kok Ra “ Jawab sahabat Rara Setelah lama menunggu akhirnya waktu yang ditunggu sudah tiba, jam sekarang menunjukkan tepat pukul 12.00 WIB dimana pada waktu ini hasil lab Rara keluar. Mama Rara dipanggil ke ruangan dokter penyakit apa yang diderita oleh Rara. Setelah selesai dari ruangan dokter Mama Rara nggak tega memberi tahu penyakit apa yang diderita Rara. Ya.. umur sekecil Rara ini sudah mengidap penyakit gagal ginjal yang mengharuskan Rara untuk melakukan cuci darah. Kemudian Mama Rara masuk kembali ke ruangan Rara. “Rara sakit apa ma ? “ Tanya Rara karena penasaran akan penyakitnya itu. “Nggak apa-apa kok kamu cuma kecapekan aja sayang” Jawab Mama Rara yang menyembuyikan penyakit Rara itu. Siang hari sesudah pulang sekolah ketiga sahabat Rara itu menjenguk Rara. Dan ketiga sahabatnya itu penasaran akan kondisi Rara sekarang. “Kamu nggak apa-apa kan Ra?” Tanya Vivi dengan wajah cemas. “Nggak papa kok kata dokter aku juga kecapekan aja,lagian nanti aku juga boleh pulang kok” Jawab Rara dengan santai. Keesokan harinya ketika mau berangkat ke sekolah akhirnya Mama Rara meberi tahu penyakit apa yang diderita oleh Rara. Mama Rara memberitahu bahwa Rara mengidap penyakit gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah selama 2 minggu sekali. Mendengar kabar itu Rara tersentak dan kaget. Yah apa boleh buat ini semua mungkin juga takdir Allah. Rara cuman bisa menganggukkan kepala untuk menjalani cuci darah itu. Sampai di sekolah Rara tampak termenung karena memikirkan bagaimana proses cuci darah itu. Sampai-sampai diajak bicara Rika pun nggak ngejawab. “Woi Ra jangan ngelamun dong, kamu kenapa sih kok ngelamun gitu ? kamu sakit apa ? “ Rika memecahkan gelombang lamunan Rara itu. “Eh ma’af Rik aku gak dengar” Jawab Rara. Ia menceritakan penyakit apa yang diderita olehnya dan ketiga sahabatnya itu memeluk Rara dan berusaha membuat Rara agar tetap semangat menjalani hari-harinya. Hari ini merupakan hari pertama kali Rara melakukan cuci darah. Rara tampak tegang, tetapi ia tetap semangat karena ada ketiga sahabatnya yang menemani Rara saat itu juga. Setelah selesai melakukan prosesi cuci darah badan Rara tampak lebih sehat dan segar kembali dan dapat beraktifitas lagi. Rara ketika telat melakukan cuci darah pasti badannya akan lemas,pucat dan tidak bersemangat sama sekali. Walaupun Rara jarang masuk sekolah Rara tetap bisa mengejar pelajaran yang ketinggalan itu dengan membaca buku dan menyalin catatan temannya. Dan tak jarang bila ketiga sahabatnya itu sering belajar kelompok kerumah Rara. Pada saat belajar kelompok Rara menyampaikan keinginannya jika ia tidak segera menemukan seorang pendonor yang mau memberikan ginjalnya untuknya. “Rik, Mik, Vi kalau hari misalnya ini hari terakhirku kalian mau nggak menuhin permintaaan terakhirku” Tanya Rara kepada ketiga sahabatnya itu.
“Kamu ngomong apasih Ra ? jangan ngomong kayak gitu dong Ra. Apa yang kamu minta Insyaallah kita turutin kok” Jawab salah satu sahabatnya itu. “Aku mau ngabisin satu hari saja bersama kalian sebelum waktu itu datang” Jawab Rara. Ketiga sahabatnya itu memeluk Rara dengan erat seakan nggak mau kehilangan Rara Ketiga sahabat itu memenuhi permintaan Rara untuk menghabiskan waktu sehariannya. Mulai dari bermain di taman bersama, berfoto bersama, dan juga masih banyak hal yang mereka berempat lakukan. Mungkin karena kecapekan badan Rara pada malam hari menggigil dan dadanya sesak, lalu ia segera dilarikan ke Rumah Sakit. Dan dokter segera memeriksa Rara, ternyata 3 hari yang lalu adalah waktunya Rara untuk cuci darah tetapi Rara tidak melakukan cuci darah. “Kok kamu nggak pergi ke Rumah Sakit Ra ? kan mama udah bilang ke kamu buat ke Rumah Sakit ? “ Tanya mama ke Rara “Ma’af ma Rara cuman ingin menghabiskan hari-hari Rara buat bersama keluarga dan sahabat Rara semua” Jawab Rara memelas sambil menggigil akibat kedinginan. Tidak dirasa air mata Mama Rara menetes. “Ma.. ma’afin Rara ya ? Rara mau pergi dulu ya ? “ Tiba-tiba Rara mengucapkan begitu. “Ra.. maksutnya apa sayang ? “ Belum sempat Mama Rara melanjutkan pertanyaan tiba-tiba layar dimonitor menggambarkan bahwa detak jantung Rara sudah tidak ada. Semua keluarga, teman, dan sahabat Rara menangis akibat kepergian Rara yang secepat itu. Memang kita tidak tahu kapan dan dimana kita meninggal. Mama Rara juga sudah bisa mengikhlaskan ini semua.
kalo mau dokumen nya monggo di download disini
Rara,Mikha,Vivi dan Rikha mereka adalah sahabat yang sejati dan juga sudah menjalin persahabatannya sudah lama. Dimana ada Rara mungkin disitu juga ada ketiga sahabatnya itu. Yeah hari-hari yang dilewati mereka terasa nyaman sekali, mempunyai banyak teman dan juga mempunyai sahabat yang baik hati itu sudah cukup bagi Rara.
Rara memang dikenal sebagai cewek cantik, ramah dan juga sering menjadi bintang bintang kelas, tak salah jika ia banyak dilirik oleh cowok-cowok ganteng.
Tak hayal-hayal cowok yang naksir Rara memang kebanyakan cowok terkenal atau terpopuler di sekolah yang banyak diincar oleh kebanyakan cewek-cewek. Seperti contohnya Kak Adit, Kak Adit merupakan kapten basket di sekolah Rara. Walaupun banyak cowok yang mendekati Rara, Rara memilih untuk menjadi teman saja. Rara nggak mau pacaran dulu karena karena ia sudah kelas 9 yang habis ini sudah mau memakai almamater putih abu-abu. Setiap pulang sekolah Rara selalu dijemput oleh Pak Andi, Pak Andi sendiri merupakan supir pribadi keluarga Rara, maklum karenaa mama dan papanya Rara terlalu sibuk untuk urusan bisnis mereka masing-masing jadi nggak ada waktu buat nge jemput Rara. Pagi-pagi sekali Rara bangun karena ia ingat bahwa hari ini Rara ada kegiatan pendalaman di sekolah Rara. Setelah selesai mandi, kamar Raara diketuk oleh mamanya. “Bangun Ra udah siang katanya kamu mau ada bimbingan? “ tanya Mama Rara dari luar pintu kamar Rara. “Iya ma.. Rara udah selesai kok, ini mau keluar buat makan ma” sahut Rara sambil membuka pintu kamarnya. Tiba-tiba ketika berjalan menuju ke meja makan dada Rara terasa sakit, kepalanya pun ikut pusing dan sulit untuk berkonsentrasi.
“Kamu kenapa Ra ? “ tanya mama yang sedang menatap wajah wajah pucat Rara. Belum sempat Rara menjawab, tiba-tiba Rara terjatuh pingsan. Tak segan-segan mama,papa Rara yang ada di meja makan itu membopong Rara masuk ke mobil dan menuju ke Rumah Sakit. Sekitar kurang lebih 1 jam Rara baru tersadarkan diri. Ketika ia terbangun langsung ia bertanya kepada mamanya “Ma.. Rara sakit apa ? Rara nggak apa-apa kan ? “ Tanya Rara yang masih terbaring lemas itu. “Nggak tahu sayang, dokter masih memeriksa sampel darah kamu, kata dokter sih jam 12 hasilnya baru keluar” Jawab Mama Rara . Rara lupa kalau ia belum memberitahu ketiga sahabatnya kalau ia sakit dan nggak bisa masuk sekolah. Ia mengambil hapenya dan memberitahu lewat telepon salah satu sahabatnya Mikha. “Mik, aku ijinin ya aku nggak masuk” Pinta Rara agar ia diizinkan untuk tidak masuk sekolah” “Kamu sakit apa Ra ? Sekarang kamu dimana ?” Jawab sahabat Rara ini dengan cemas. “Aku nggak apa-apa kok, mungkin cuman kecapean aja” Jawab Rara dengan santai “Ya udah Ra cepet sembuh ya, nanti insyaallah kita kesana kok Ra “ Jawab sahabat Rara Setelah lama menunggu akhirnya waktu yang ditunggu sudah tiba, jam sekarang menunjukkan tepat pukul 12.00 WIB dimana pada waktu ini hasil lab Rara keluar. Mama Rara dipanggil ke ruangan dokter penyakit apa yang diderita oleh Rara. Setelah selesai dari ruangan dokter Mama Rara nggak tega memberi tahu penyakit apa yang diderita Rara. Ya.. umur sekecil Rara ini sudah mengidap penyakit gagal ginjal yang mengharuskan Rara untuk melakukan cuci darah. Kemudian Mama Rara masuk kembali ke ruangan Rara. “Rara sakit apa ma ? “ Tanya Rara karena penasaran akan penyakitnya itu. “Nggak apa-apa kok kamu cuma kecapekan aja sayang” Jawab Mama Rara yang menyembuyikan penyakit Rara itu. Siang hari sesudah pulang sekolah ketiga sahabat Rara itu menjenguk Rara. Dan ketiga sahabatnya itu penasaran akan kondisi Rara sekarang. “Kamu nggak apa-apa kan Ra?” Tanya Vivi dengan wajah cemas. “Nggak papa kok kata dokter aku juga kecapekan aja,lagian nanti aku juga boleh pulang kok” Jawab Rara dengan santai. Keesokan harinya ketika mau berangkat ke sekolah akhirnya Mama Rara meberi tahu penyakit apa yang diderita oleh Rara. Mama Rara memberitahu bahwa Rara mengidap penyakit gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah selama 2 minggu sekali. Mendengar kabar itu Rara tersentak dan kaget. Yah apa boleh buat ini semua mungkin juga takdir Allah. Rara cuman bisa menganggukkan kepala untuk menjalani cuci darah itu. Sampai di sekolah Rara tampak termenung karena memikirkan bagaimana proses cuci darah itu. Sampai-sampai diajak bicara Rika pun nggak ngejawab. “Woi Ra jangan ngelamun dong, kamu kenapa sih kok ngelamun gitu ? kamu sakit apa ? “ Rika memecahkan gelombang lamunan Rara itu. “Eh ma’af Rik aku gak dengar” Jawab Rara. Ia menceritakan penyakit apa yang diderita olehnya dan ketiga sahabatnya itu memeluk Rara dan berusaha membuat Rara agar tetap semangat menjalani hari-harinya. Hari ini merupakan hari pertama kali Rara melakukan cuci darah. Rara tampak tegang, tetapi ia tetap semangat karena ada ketiga sahabatnya yang menemani Rara saat itu juga. Setelah selesai melakukan prosesi cuci darah badan Rara tampak lebih sehat dan segar kembali dan dapat beraktifitas lagi. Rara ketika telat melakukan cuci darah pasti badannya akan lemas,pucat dan tidak bersemangat sama sekali. Walaupun Rara jarang masuk sekolah Rara tetap bisa mengejar pelajaran yang ketinggalan itu dengan membaca buku dan menyalin catatan temannya. Dan tak jarang bila ketiga sahabatnya itu sering belajar kelompok kerumah Rara. Pada saat belajar kelompok Rara menyampaikan keinginannya jika ia tidak segera menemukan seorang pendonor yang mau memberikan ginjalnya untuknya. “Rik, Mik, Vi kalau hari misalnya ini hari terakhirku kalian mau nggak menuhin permintaaan terakhirku” Tanya Rara kepada ketiga sahabatnya itu.
“Kamu ngomong apasih Ra ? jangan ngomong kayak gitu dong Ra. Apa yang kamu minta Insyaallah kita turutin kok” Jawab salah satu sahabatnya itu. “Aku mau ngabisin satu hari saja bersama kalian sebelum waktu itu datang” Jawab Rara. Ketiga sahabatnya itu memeluk Rara dengan erat seakan nggak mau kehilangan Rara Ketiga sahabat itu memenuhi permintaan Rara untuk menghabiskan waktu sehariannya. Mulai dari bermain di taman bersama, berfoto bersama, dan juga masih banyak hal yang mereka berempat lakukan. Mungkin karena kecapekan badan Rara pada malam hari menggigil dan dadanya sesak, lalu ia segera dilarikan ke Rumah Sakit. Dan dokter segera memeriksa Rara, ternyata 3 hari yang lalu adalah waktunya Rara untuk cuci darah tetapi Rara tidak melakukan cuci darah. “Kok kamu nggak pergi ke Rumah Sakit Ra ? kan mama udah bilang ke kamu buat ke Rumah Sakit ? “ Tanya mama ke Rara “Ma’af ma Rara cuman ingin menghabiskan hari-hari Rara buat bersama keluarga dan sahabat Rara semua” Jawab Rara memelas sambil menggigil akibat kedinginan. Tidak dirasa air mata Mama Rara menetes. “Ma.. ma’afin Rara ya ? Rara mau pergi dulu ya ? “ Tiba-tiba Rara mengucapkan begitu. “Ra.. maksutnya apa sayang ? “ Belum sempat Mama Rara melanjutkan pertanyaan tiba-tiba layar dimonitor menggambarkan bahwa detak jantung Rara sudah tidak ada. Semua keluarga, teman, dan sahabat Rara menangis akibat kepergian Rara yang secepat itu. Memang kita tidak tahu kapan dan dimana kita meninggal. Mama Rara juga sudah bisa mengikhlaskan ini semua.
kalo mau dokumen nya monggo di download disini
0 komentar:
Posting Komentar